Muhamad Imam Suryaman : Cahaya Pembasmi Hama

Serangga  adalah  mahluk  hidup  dengan spesies   terbanyak   didunia.  Total   spesies serangga  sebesar  4-8  juta  sangat  dominan dibanding  total  spesies  seluruh  mahluk  hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini berarti jumlah serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi.Serangga  adalah  kelompok  utama  hama. Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat [4], paling tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Pertama: serangga  merupakan  kelompok  terbesar  dalam dunia  hewan,  kurang  lebih  2/3  spesies  hewan yang  telah  teridentifikasi  adalah  serangga. Kedua: serangga memiliki kemampuan adaptasi yang  tinggi  terhadap  kondisi  lingkungannya. Ketiga: serangga memiliki jenis makanan yang beragam. Keempat : serangga dapat berkembang biak  dengan  cepat. Kelima  :  serangga  dapat  menjadi resisten terhadap insektisida.Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi   yang   tinggi,   serangga   mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya  serangga  hama  dapat  dikendalikan secara  fisik,  yakni  melalui  pengaturan  faktor-faktor fisik diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya. 

Kelembaban (RH) : mempengaruhi penguapan  cairan  tubuh  serangga,  preferensi tempat  hidup  dan  persembunyian  (terutama iklim mikro). RH Optimum 73-100%.

Cahaya : mempengaruhi aktivitas serangga  (diurnal,  nokturnal,  krepuskular), perilaku  serangga  (tertarik  gelombang  cahaya, menghindar gelombang cahaya).

    Serangga  dapat  dibedakan  dalam  berbagai  jenis  menurut  kemampuan  adaptasi  terhadap faktor  fisik.  Jenis  serangga  fototropik  positif adalah  salah  satu  jenis  serangga  yang  tertarik terhadap cahaya. Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas  tertentu.  Intensitas  cahaya  ini  dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama). Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat  berpengaruh  terhadap  sumber  energi listrik  yang  dibutuhkan.  Suatu  rancangan  catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi  energi.  Jenis-jenis  serangga  yang mudah  terpengaruh  terhadap  intensitas  cahaya memberikan data untuk merekomendasi bahwa cahaya  dapat  diterapkan  sebagai  pembasmi serangga  hama,  dan  kemudian  serangga  yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan   sebagai   pakan ternak yang berkualitas.Salah  satu  sifat  serangga  adalah memiliki ketertarikan  terhadap  cahaya,  dalam  praktek secara tradisional hal ini telah lama diaplikasikan misalnya menggunakan lampu petromak untuk menangkap   laron   (serangga),   menangkap lalat  buah  dengan  warna  kuning,  menangkap lalat  dengan  warna-warni  yang  mencolok dan  menangkap  nyamuk  mengunakan  cahaya ultraviolet. Bahkan di Malaysia dalam beberapa aplikasi  yang  terbatas  juga  telah  diterapkan dalam bidang pertanian.

    Salah  satu  cara  untuk  mengamati  energi cahaya  dapat  dilakukan  dengan  mengukur pengaruh besaran dan distribusi partikel dalam Flow cytometers. Flow cytometers pada  dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi dengan komponen yang  berfungsi untuk  melalukan individu cell secara sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. 

Komponennya antara lain:
1. Sumber cahaya, dan komponen pemfokus cahaya.
2. Fluidics, untuk mengarahkan cells melalui cahaya.
3. Detektor Elektronika, untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital. 
4. Suatu komputer untuk penyimpanan signals yang akan dianalisis.


    Sumber cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluidics terkait.  Laser memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas  sangat  paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon,  yang  memancarkan  cahaya  pada  488 nm. Selanjutnya  lasers lain dapat  digunakan, untuk mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya.Cahaya adalah suatu bentuk  energi  yang terdiri dari  sejumlah partikel  yang  disebut photons, tetapi memiliki sifat-sifat gelombang. Panjang  gelombang  cahaya/photon  sebanding dengan  energi  yang  dimilikinya.  Bertambah panjang gelombangnya akan bertambah kurang energinya.

Nama : Muhamad Imam Suryaman
Kelas : 7E


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Quiz1 oleh M Imam Suryaman

SIMULASI DAN PEMODELAN oleh M Imam Suryaman

Langkah Dasar Dan Contoh Simulasi Antrian Oleh M Imam Suryaman