STUDI SIMULASI DAN PEMODELAN DALAM SEBUAH SISTEM oleh M Imam Suryaman
Langkah-Langkah Studi Simulasi
-Formulasi masalah
-Penetapan tujuan dan rencana proyek: pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
-Konseptualisasi model: membangun model yang masuk akal.
-Pengumpulan data: mengumpulkan data yang diperlukan untuk merun simulasi (seperti laju ketibaan, proses ketibaan, displin layanan, laju pelayanan dsb.).
-Penerjemahan Model: konversi model suatu bahas pemrograman.
-Verifikasi: Verifikasi model melalui pengecekan apakah program bekerja dengan baik.
-Validasi: Check apakah sistim merepresentasi sistim riil secara akurat.
-Desain Eksperimen: Berapa banyak runs? Untuk berapa lama? Jenis variasi masukannya seperti apa ?
-Produksi runs dan analisis: running aktual simulasi, mengumpulkan dan menganalisis keluaran.
-Jalankan lagi (More runs) ?: mengulangi eksperiemn jika perlu.
-Dokumentasi dan pelaporan: Dokumen dan laporan hasil
-Implementasi
-Penetapan tujuan dan rencana proyek: pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
-Konseptualisasi model: membangun model yang masuk akal.
-Pengumpulan data: mengumpulkan data yang diperlukan untuk merun simulasi (seperti laju ketibaan, proses ketibaan, displin layanan, laju pelayanan dsb.).
-Penerjemahan Model: konversi model suatu bahas pemrograman.
-Verifikasi: Verifikasi model melalui pengecekan apakah program bekerja dengan baik.
-Validasi: Check apakah sistim merepresentasi sistim riil secara akurat.
-Desain Eksperimen: Berapa banyak runs? Untuk berapa lama? Jenis variasi masukannya seperti apa ?
-Produksi runs dan analisis: running aktual simulasi, mengumpulkan dan menganalisis keluaran.
-Jalankan lagi (More runs) ?: mengulangi eksperiemn jika perlu.
-Dokumentasi dan pelaporan: Dokumen dan laporan hasil
-Implementasi
Langkah-Langkah Studi Simulasi
1. Formulasi masalah:
– mengidentifikasikan maslah yang akan diselesaikan
– mendeskripsikan operasi sistim dalam term-term obyek dan aktivitas
dalam suatau layout
– mengidentifikasi sistem dalam term-term variabel input (eksogen), dan output (endogen)
– mengkatagorikan variabel input sebagi decision (controllable) dan parameters (uncontrollable)
– mendefinisikan pengukuran kinerja sistim (sebagai fungsi dari variabel
endogen) dan fungsi obyek (kombinasi beberapa pengukuran)
– mengembangkan struktur model awal (preliminary)
– mengembangkan struktur mode lebih rinci yang menidentifikasi seluruh
obyek berikut atribut dan interface-nya
– mendeskripsikan operasi sistim dalam term-term obyek dan aktivitas
dalam suatau layout
– mengidentifikasi sistem dalam term-term variabel input (eksogen), dan output (endogen)
– mengkatagorikan variabel input sebagi decision (controllable) dan parameters (uncontrollable)
– mendefinisikan pengukuran kinerja sistim (sebagai fungsi dari variabel
endogen) dan fungsi obyek (kombinasi beberapa pengukuran)
– mengembangkan struktur model awal (preliminary)
– mengembangkan struktur mode lebih rinci yang menidentifikasi seluruh
obyek berikut atribut dan interface-nya
2. Penetapan tujuan dan rencana proyek: Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
3. Konseptualisasi model: membangun model yang masuk akal.
– memahami sistem
¤ Pendekata proses (atau pendekatan alarian fisik (physical flow approach)) didasarkan pada tracking flow dari entitas-entitas keseluruhan sistem berikut titik pemorsesan dan aturan keputusan percabangan
¤ Pendekatan peristiwa (event) (atau pendekatan perubahan keadaan (state change approach)) didasarkan pada definisi variabel keadaan internal dan events sistim yang mengubahnya, diikuti oleh deskripsi operasi sistim ketika suatu event terjadi
– konstruksi model
¤ definisi obyek, atribut, metode
¤ flowchart metode yang relevan
¤ pemilihan bahas implemntasi ¤ penggunaan random variates dan statistik kinerja
¤ coding dan debugging
¤ Pendekata proses (atau pendekatan alarian fisik (physical flow approach)) didasarkan pada tracking flow dari entitas-entitas keseluruhan sistem berikut titik pemorsesan dan aturan keputusan percabangan
¤ Pendekatan peristiwa (event) (atau pendekatan perubahan keadaan (state change approach)) didasarkan pada definisi variabel keadaan internal dan events sistim yang mengubahnya, diikuti oleh deskripsi operasi sistim ketika suatu event terjadi
– konstruksi model
¤ definisi obyek, atribut, metode
¤ flowchart metode yang relevan
¤ pemilihan bahas implemntasi ¤ penggunaan random variates dan statistik kinerja
¤ coding dan debugging
4. Pengumpulan data: mengumpulkan data yang diperlukan untuk merun simulasi (seperti laju ketibaan, proses ketibaan, displin layanan, laju pelayanan dsb.).
– observasi langsung dan perekaman manual variabel yang diseleksi(selected)
– time-stamping untuk men-track aliran suatu entitas keseluruh sistem
– menyeleksi ukuran sample yang valid secara statistik
– menyeleksi sutau format data yang dapat diproses oleh komputer
– analisis statistik untuk menetapkan distribusi dan parameter data acak
– memutuskan data mana yang dipandang sebagai acak dan yang mana diasumsikan deterministik
– time-stamping untuk men-track aliran suatu entitas keseluruh sistem
– menyeleksi ukuran sample yang valid secara statistik
– menyeleksi sutau format data yang dapat diproses oleh komputer
– analisis statistik untuk menetapkan distribusi dan parameter data acak
– memutuskan data mana yang dipandang sebagai acak dan yang mana diasumsikan deterministik
5. Penerjemahan Model: konversi model ke dalam suatu bahasa pemrograman
6. Verifikasi: Verifikasi model melalui pengecekan apakah program bekerja dengan baik.
7. Validasi: Check apakah sistim merepresentasi sistim riil secara akurat.
8. Desain Eksperimen:
Berapa banyak runs?
Untuk berapa lama?
Jenis variasi masukannya seperti apa ?
– evaluasi statistik output untuk mementapkan beberapa level presisi yang diterima dari pengukuruan kinerja
– analisi terminasi digunakan jika interval waktu riil tertentu akan disimulasikan
– steady state analysis digunakan jika obyek of interest merupakan rata-rata long-term
9. Produksi runs dan analisis: running aktual simulasi, mengumpulkan dan menganalisis keluaran.
10. Jalankan lagi (More runs) ?: mengulangi eksperiemn jika perlu.
11. Dokumentasi dan pelaporan: Dokumen dan laporan hasil
12. Implementasi : Terapkan pada sekala dunia nyata.
Kelebihan Simulasi
-Sebagian besar sistem riil dengan elemen-elemen stokastik tidak dapat dideskripsikan secara akurat dengan model matematik yang dievaluasi secara analitik. Dengan demikian simulasi seringkali merupakan satusatunya cara.
-Simulasi memungkinkan estimasi kinerja sistem yang ada dengan beberapa kondisi operasi yang berbeda.
-Rancangan-rancangan sistem alternatif yang dianjurkan dapat dibandingkan via simulasi untuk mendapatkan yang terbaik.
-Pada simulasi bisa dipertahankan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi eksperimen.
-Simulasi memungkinkan studi sistem dengan kerangka waktu lama dalam waktu yang lebih singkat, atau mempelajari cara kerja rinci dalam waktu yang diperpanjang.
Kelemahan Simulasi
-Setiap langkah percobaan model simulasi stokastik hanya menghasilkan estimasi dari karakteristik sistem yang sebenarnya untuk parameter input tertentu. Model analitik lebih valid.
-Model simulasi seringkali mahal dan makan waktu lama untuk dikembangkan.
-Output dalam jumlah besar yang dihasilkan dari simulasi biasanya tampak meyakinkan, padahal belum tentu modelnya valid.
Jebakan/ Simulasi
-Gagal mengidentifikasi tujuan secara jelas
-Desain dan analisis eksperimen simulasi tidak memadai
-Pendidikan dan pelatihan yang tidak memadai
Fitur-Fitur software simulasi yang dibutuhkan
-Membangkitkan nilai-nilai random dari distribusi probabilitas tertentu, mis. eksponensial.
-Memajukan waktu simulasi.
-Menentukan event berikutnya dari daftar event dan memberikan kontrol ke blok kode yang benar.
-Menambah atau menghapus record pada list.
-Mengumpulkan dan menganalisa data.
-Melaporkan hasil.
-Mendeteksi kondisi error.
Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah sebagaimana yang tertuang dalam Online Learning Uhamka
Komentar
Posting Komentar